وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا ثَلاثَةً “Dan kamu menjadi tiga golongan.”
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Quran Al Azhim menyatakan bahwa artinya, pada hari kiamat manusia terbagi menjadi tiga golongan.
Sayyid
Quthb dalam Fi Zhilal Al Quran menyatakan, “Di sana kita menjumpai
manusia dibagi ke dalam 3 golongan, bukan 2 golongan dikotomis seperti
disajikan di bagian lain Al Quran.”
Satu
golongan berada di sebelah kanan ‘Arsy dan mereka adalah yang keluar
dari sebelah kanan Adam. Golongan ini diberi kitab catatan amal dengan
tangan kanan mereka kemudian mereka digiring ke dalam golongan kanan.
Mereka adalah mayoritas penduduk surga.
Golongan
lainnya berada di sebelah kiri ‘Arsy, dan mereka inilah yang keluar
dari sebelah kiri Adam. Mereka diberi kitab catatan amal dengan tangan
kiri kemudian digiring ke dalam golongan kiri. Mereka inilah golongan
kiri. Mereka inilah sebagian besar penduduk neraka.
Dan
satu golongan lainnya berada dekat di hadapan Allah. Mereka inilah
golongan yang lebih dekat, lebih beruntung, dan lebih khusus daripada
golongan kanan karena mereka adalah pemimpin golongan kanan. Di
tengah-tengah mereka terdapat para rasul, para nabi, para shidiqin, dan
orang-orang yang mati syahid. Jumlah mereka jauh lebih kecil dari
golongan kanan. Karena itu, Allah berfirman,
فَأَصْحَابُ
الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِوَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا
أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِوَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ
“Yaitu
golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan
kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang
paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga).” (Al
Waqi’ah 8-10)
Imam Al Qurthubi dalam
tafsirnya menyebutkan bahwa Muhammad bin Ka’ab, berkata tentang firman
Allah, “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman,” maksudnya adalah
para Nabi.
Sedangkan As Suddi berkata, “Mereka adalah orang-orang yang menempati tempat tertinggi.”
Sedangkan
Ibnu Katsir menafsirkan, “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman,”
adalah orang yang berlomba dan bersegera dalam melakukan kebaikan
sebagaimana yang diperintahkan. Siapapun yang berlomba di dunia ini dan
paling dahulu berbuat kebajikan, maka di akkhirat termasuk orang-orang
yang paling dahulu mendapatkan kemuliaan, karena balasan bagi suatu amal
akan sejenis dengan amal tersebut. Engkau akan mendapatkan balasan
sesuai dengan apa yang engkau perbuat. Karena itulah Allah berfirman,
أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
“Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga-surga kenikmatan.” (Al Waqi’ah 11-12)
Allah
kemudian berfirman mengabarkan tentang orang-orang yang bersegera dalam
kebajikan serta mendekatkan diri kepada Allah bahwa mereka adalah
tsullah, yakni segolongan umat.
ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ وَقَلِيلٌ مِنَ الآخِرِينَ
“Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.” (Al Waqi’ah 13-14)
Namun, para ulama berbeda pendapat tentang tafsir awwalin dan akhirin tersebut:
Pendapat
pertama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan awwalin adalah umat
terdahulu, sedangkan akhirin adalah umat sekarang ini.
Abul
A’la Al Maududi dalam Tafhim Al Quran menyebut, bahwa awwalin adalah
umat yang telah lalu semenjak Nabi Adam hingga waktu Nabi Muhammad. Dan
akhirin adalah mereka yang hidup sejak pengangkatan Nabi Muhammad sampai
hari kiamat.
Penafsiran ini berasal
dari Mujahid, Hasan Al Bashri, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan
dinukil Imam Ibnu Jarir Ath Thabari dalam tafsirnya, sembari mengutip
sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Kita adalah umat
terakhir, tetapi terdepan pada hari kiamat.” (HR Al Bukhari 238 dan
Muslim 855)
Hal ini didukung oleh
sebuah hadits hasan li ghairihi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad nomor
9080 dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika ayat ini turun,
ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ وَقَلِيلٌ مِنَ الآخِرِينَ
“Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.”
Maka terasa berat bagi para shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian turun ayat,
ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ وَثُلَّةٌ مِنَ الآخِرِين
“Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan besar dari orang-orang yang kemudian.”
Kemudian
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya aku
berharap kalian menjadi seperempat penghuni surga, sepertiga penghuni
surga, bahkan setengah penghuni surga, sedangkan setengahnya
diperebutkan oleh mereka.”
Ibnu
Katsir mengatakan, ini penafsiran yang dipilih oleh Ibnu Jarir, hanya
saja penafsiran ini perlu dikaji ulang, bahkan ia adalah pendapat yang
lemah. Alasannya karena umat ini adalah umat terbaik, sebagaimana
disebutkan oleh Al Quran secara nash, sehingga amat janggal kalau
muqarrabun (orang-orang yang dekat Allah) lebih banyak berasal dari umat
lain. Bahkan secara tekstual, jumlah orang-orang yang dekat pada umat
ini jauh lebih banyak daripada umat umat setelahnya.
Pendapat
kedua, yang dianggap lebih kuat tentang tafsir, “Segolongan besar dari
orang-orang yang terdahulu,” adalah dari angkatan pertama umat ini,
dan, “dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian,” yaitu dari
umat Islam ini juga.
Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan, Al Hasan membaca firman, “Dan orang-orang yang paling
dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). Mereka itulah
orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga-surga
kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan
segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.” Ia berkata, “Yakni
sebagian besar dari orang-orang yang telah berlalu dari umat (Islam)
ini.”
Ibnu Abi Hatim juga
meriwayatkan dari Ibnu Sirin bahwa dia berkata tentang firman,
“Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil
dari orang-orang yang kemudian.” Ia berkata, “Dahulu mereka mengatakan
atau mengharap bahwa mereka semua dari kalangan umat (Islam) ini.”
Dan satu yang tidak bisa dibantah adalah bahwa generasi pertama suatu umat selalu lebih baik daripada generasi berikutnya.
Dengan
demikian, kata Ibnu Katsir, maka ada kemungkinan bahwa ayat tersebut
mencakup semua umat (baik umat Muhammad, ataupun umat sebelumnya).
Masing-masing umat menurut keadaannya. Karena itu diriwayatkan secara
shahih, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian orang-orang setelah
mereka, kemudian orang-orang setelah mereka.”
Dalam
hadits lain, “Akan senantiasa ada segolongan orang dari umatku yang
berjuang membela kebenaran. Orang-orang yang menghina dan menentang
mereka, tidak akan menggoyahkan golongan ini hingga hari kiamat.”
Teks hadits lain mengatakan, “Hingga datanglah keputusan Allah (kiamat), mereka tetap seperti itu (berjuang membela kebenaran).”
Ibnu
Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud di sini adalah bahwa umat ini
lebih mulia dibandingkan dengan umat lain. Orang-orang yang lebih dekat
kepada Allah dari umat ini lebih banyak dibandingkan dengan umat lain,
derajat mereka lebih tinggi dkarena kemuliaan agama dan keaggungan
nabinya. Karena itu dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullahh
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberitahu bahwa di antara umat ini
terdapat 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab.sumber: dakwahmedia.net
0 komentar on "Tiga Golongan Manusia Pada Hari Kiamat"
Posting Komentar