Junk food
adalah makanan yang mempunyai kalori tinggi tapi nilai gizinya sedikit alias
minim atau sama sekali tidak ada nilai gizinya. Junk food ada didalam makanan
yang tinggi kadar garamnya, tinggi fat, mengandung soda, makanan yang
mengandung bahan aditif (pengawet, pewarna, pemanis buatan, penambah cita
rasa), makanan yang dimasak terlalu lama/dihangatkan berulang-ulang. Jenis
makanan olahan (dalam kaleng) maupun snack (asin maupun manis) yang sering kita
dijumpai mengandung bahan-bahan tersebut.
Junk food tidak
hanya terdapat dalam makanan western (Pizza, hamburger, french fries,) makanan
dinegeri kita sendiri pun banyak yang tergolong junk food. Gudeg, rendang, dan
jenis-jenis masakan yang dimasak dalam jangka waktu lama, camilan goreng usus
goreng, kulit ayam digoreng kering, jenis-jenis keripik asin dan manis,
gorengan dipinggir jalan, nilai gizinya sudah berkurang kadang nyaris hilang.
Beberapa sumber zat gizi, berubah nilai gizinya jika diolah dengan cara
tertentu, proses memasak dengan pemanasan yg tinggi seperti di goreng,
dipanggang/bake. Misal telur + gula + tepung diolah menjadi cookies, cake,
harus melalui proses yang panjang ini akan mengakibatkan nilai gizi yang
terkandung dari masing-masing bahan menjadi hilang atau berkurang.
Makanan siap saji sangat mudah
ditemui di toko-toko ataupun swalayan, karena harganya yang relatif murah dan
makanan ini sering dicari para mahasiswa. Oleh karena itu, mulai banyak produk
rumahan yang memproduksi berbagai olahan makanan siap saji walaupun tanpa
takaran yang pas atau tanpa mempedulikan aturan AKG. Dan mereka biasanya
memperjualkan produk mereka di toko - toko rumahan. Junk food adalah istilah untuk makanan siap saji yang
disiapkan atau disajikan dengan cepat dan mudah.
Menurut WHO ada
10 jenis makanan yang tergolong sebagai junk food, yaitu :
a.
Makanan
gorengan
Makanan gorengan golongan makanan
ini pada umunya kandungan kalorinya tinggi, kandungan lemak/minyak dan
oksidanya tinggi.
b.
Makanan
kalengan
Baik yang berupa buah kalengan atau
daging kalengan, kandungan gizinya sudah banyak dirusak, terlebih
kandungan vitaminnya hampir seluruhnya mengalami penurunan baik kualitas
maupun kuantitas dari bahan asalnya. Terlebih dari itukandungan proteinnya
telah mengalami perubahan sifat hingga penyerapannya diperlambat. Nilai gizinya
jauh berkurang. Selain itu banyak buah kalengan berkadar gula tinggi dan
diasup ke tubuh dalam bentuk cair sehingga penyerapannya sangat cepat.
c.
Makanan asinan
Dalam proses pengasinan dibutuhkan
penambahan garam secara signifikan dan penambahan ammonium nitrit, hal
mana dapat mengakibatkan kandungan garam makanan tersebut melewati batas.
d.
Makanan daging
yang diproses
Dalam makanan golongan tersebut
mengandung garam nitrit, pengawet/ pewarna dan lain-lain.
e.
Makanan daging
berlemak dan jerohan
Walaupun makan ini mengandung kadar
protein yang baik serta vitamin dan mineral, tetapi mengandung lemak jenuh dan
kolestrol.
f.
Makanan olahan
keju
g.
Mie instant
Makanan ini tergolong makanan tinggi
garam, miskin vitamin, mineral, dan mengandung trans lipid.
h.
Makanan yang
dipanggang/dibakar
Golongan ini mengandung zat-zat
karsinogenik.
i.
Sajian manis
beku
Golongan ini punya 3 masalah karena
mengandung mentega tinggi, kadar gula tinggi, temperature rendah.
j.
Manisan kering
Mengandung
garam nitrat. Dalam tubuh bergabung denganammonium menghasilkan zat karsiogenik
juga mengandung esen sebagai tambahan, serta mengandung garam tinggi. Junk food adalah kata ’slang’ untuk makanan dengan
kandungan nutrisi yang rendah. Biasanya junk food ini mengandung kadar
garam, gula, lemak atau kalori yang tinggi, tetapi rendah nutrisinya
(rendah vitamin, mineral dan juga serat). Harganya biasanya lebih
murah daripada makanan yang sehat, dan rasanya lebih enak (tetapi
tidak sehat).
Efek junk food untuk kesehatan, sebagai berikut :
a.
Junk food yang
mengandung banyak gula, dapat merusak gigi dan menyebabkan terjadinya
kavitas (gigi berlubang).
b.
Terlalu sering
makan makanan yang banyak gula, membuat kadar insulin dalam tubuh tidak
stabil, dan memicu terjadinya penyakit Diabetes Melitus / kencing manis
dikemudian hari.
c.
Junk food
menyebabkan terjadinya obesitas (kegemukan) karena nilai kalori yang
tinggi. Obesitas akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit Diabetes
Melitus/ kencing manis, penyakit jantung, pembuluh darah, stroke dan menyebabkan masalah sosial -
psikologis.
d.
Makan makanan
tinggi lemak (terutama lemak jahat yang terdapat dalam junk food)
dapat meningkatkan kadar lemak dalam darah, dan meningkatkan resiko untuk
terjadinya aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah oleh plak lemak),
penyakit hipertensi/tekanan darah tinggi,
jantung dan kanker dikemudian hari.
e.
Terlalu
banyak garam dapat memicu terjadinya penyakit hipertensi/tekanan darah
tinggi di masa yang akan datang.
f.
Pengawet,
pewarna, dapat merusak persarafan,
meningkatkan faktor resiko terjadinya kanker.
g.
Makanan yang
mengandung MSG (mono sodium glutamat) atau zat penyedap rasa (biasanya ada
dalam junk food), dapat memberikan efek
samping : kemerahan pada kulit, sakit
kepala, mual-muntah, gejala asma,
sesak napas, gangguan mood,
Untuk menghasilkan cita rasa yang enak, junk
food mengandung banyak lemak, garam, dan gula, termasuk bahan tambahan
sehingga junk food berpotensi menimbulkan banyak penyakit, dari yang
ringan sampai yang berat, seperti obesitas, diabetes, rematik, hipertensi,
serangan jantung, struk, dan kanker. Saat ini penyakit- penyakit
degeneratif tersebut tidak hanya diderita orang tua yang sudah berumur, tetapi
juga anak muda.
Kelelahan fisik
Junk
food tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat.
Akibatnya, tubuh akan merasakan kelelahan yang kronik dan kekurangan energi
yang dibutuhkan untuk memenuhi aktivitas rutin. Pada jangka waktu singkat,
tingginya asupan lemak dapat menyebabkan kemampuan kognitif yang berkurang dan
sulit berkonsentrasi.
2.
Perubahan bentuk tubuh dan obesitas
Obesitas
merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak yang berlebihan, sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Junk food mengandung jumlah lemak yang tinggi, dan dengan
penumpukan lemak dalam tubuh, berat badan akan semakin bertambah dan terjadi
obesitas. Dengan semakin bertambahnya berat badan, maka seseorang semakin
memiliki resiko untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit
jantung, dan arthritis.
3.
Diabetes
Seiring waktu, tingkat tinggi gula dan karbohidrat
sederhana dalam junk food dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Hal ini
terjadi karena asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan stress metabolisme.
Ketika mengonsumsi banyak gula putih halus dan karbohidrat sederhana, tubuh
harus memproduksi insulin untuk mencegah lonjakan berbahaya dalam kadar
gula darah. Seiring waktu, stress ini merusak kemampuan tubuh untuk menggunakan
insulin disekresikan oleh pankreas. Diet sehat dapat membantu menjaga sensitivitas insulin tubuh
4.
Jantung, hati, ginjal, dan saluran
Tingkat lemak
dan garam yang tinggi dalam junk food dapat berkontribusi menyebabkan
penyakit jantung. Peningkatkan kadar kolesterol darah akan menyebabkan
hiperlipidemia dan terbentuknya plak pada arteri (aterosklerosis) yang
menyebabkan penyakit jantung koroner. Berdasarkan survey WHO, usia rata-rata
seseorang menderita penyakit jantung koroner telah menurun dari usia 45 tahun
menjadi 35 tahun.
Tingkat asam
lemak trans yang menyebabkan deposit lemak pada hati, berbagai bahan
karsinogenik, dan esen tambahan dapat menyebabkan penyakit dandisfungsi hati
seiring dengan berjalannya waktu.
Kelebihan
asupan garam menyebabkan penambahan beban ginjal yang menyebabkan hipertensi
dan penyakit ginjal. Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lendir pada
lambung dan usus sehingga dapat menyebabkan radang lambung dan usus bagi orang
yang mengonsumsi makanan asin secara kontinu.
5.
Kanker
Tingginya
jumlah lemak jenuh serta bahan-bahan karsinogenik yang terkandung
dalam junk food akan menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan
kanker payudara. Kanker payudara merupakan pembunuh terbesar setelah
kanker usus.
6.
Adiksi
Kalori berlebih dapat memicu respon adiktif di Otak. Sifat adiktif
makanan sampah itu seperti narkoba – memberi efek fly, tenang, nyaman. Selain
itu, kadar lemak yang dikandung makanan sampah dapat membuat konsumen lepas
kendali, salah satu ciri adiksi.
Sebuah studi
oleh Paul Johnson dan Paul Kenny di The Scripps Research Institute pada
tahun 2008 menduga bahwa konsumsi junk
food mengubah aktifitas otak dengan cara yang mirip dengan
obat adiktif seperti kokain atau heroin. Setelah beberapa minggu dengan
akses tidak terbatas akan junk food, pusat kesenangan pada otak tikus
menjadi terdesensitisasi sehingga memerlukan lebih banyak junk food untuk mencapai kesenangan.
Setelah junk food digantikan dengan makanan sehat, tikus tersebut
kelaparan selama 2 minggu daripada harus makan makanan yang bergizi.
7.
Ibu hamil dan bayi
Mengonsumsi
makanan tidak sehat seperti junk
food selama masa hamil ataumenyusui tidak hanya berpotensi
merugikan kesehatan ibu. Suatu riset terhadap binatang mengindikasikan,
konsumsi makanan tak sehat selama hamil dan menyusui juga dapat
menimbulkan kerugian jangka panjang pada bayi.
8.
Kadar Gula dan Garam yang tinggi
Untuk mencapai
rasa lezat, biasanya masakan sampah akan menambah porsi garam dan atau gula
pada makanan yang disajikan. Selain itu, penyedap rasa MSG juga diberikan dalam takaran tinggi plus diberi tambahan zat pewarna dan pengawet untuk
memperbaik tampilan makanan-makanan tersebut. Tanpa kita sadari, mengkonsumsi
makanan dan zat-zat yang terkandung didalamnya secara teratur akan mempercepat
tumpukan kolesterol yang tinggi. Penyakit yang umum disebabkan kolesterol tinggi adalah darah tinggi, Kegemukan, kadar gula
darah naik, serta Jantung.
Daftar
Pustaka
Gunawan,
Andang. 2002. Food Combining Combinasi
Makanan Serasi. Jakarta : Gramedia
Parrete, Lorraine. 2003. Makanan
Untuk Otak. Jakarta : Gramedia
0 komentar on "Danger Of Junk Food!"
Posting Komentar