FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN
Disusun oleh:
Rida
Umami A.102. 10. 053
Rika
Sofiana A.102. 10. 054
Rindy
Nur R A.102. 10. 055
Rista
Dwi S A.102. 10. 056
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-NYA akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Sistem Endokrin ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
tenaga pengajar maupun peserta didik di pendidikan Analis Kesehatan dalam usaha
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan umumnya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
menuju perbaikan sangat kami harapkan. Akhir kata semoga laporan makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Surakarta, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar...................................................................................................................... i
Daftar
isi.............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2
Rumusan masalah.................................................................................................. 1
1.3
Tujuan penulisan.................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
1.1
Pengertian sistem endokrin................................................................................ 3
1.2
Hormon.............................................................................................................. 3
1.3
Kelenjar Hipofisis.............................................................................................. 6
1.4
Kelenjar Tiroid................................................................................................... 9
1.5
Kelenjar Paratiroid........................................................................................... 10
1.6
Kelenjar Suprarenalis....................................................................................... 10
1.7
Kelenjar Epifise................................................................................................ 10
1.8
Kelenjar Pankreas............................................................................................. 11
1.9
Kelenjar Kelamin............................................................................................. 11
2.1
Kelenjar Endokrin Sistem Reproduksi........................................................... 12
2.2
Kelenjar Mamae.............................................................................................. 14
BAB III Penutup
1.1
Kesimpulan.......................................................................................................... 15
1.2
Daftar pustaka..................................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tubuh
manusia tersusun dari molekul zat, jaringan, organ, dan sistem organ dan
khususnya organ-organ dalam tubuh manusia yang menghasilkan hormon-hormon yang
memicu terjadinya suatu tindakan.
Organ-organ
yang menghasilkan hormon merupakan organ utama yang termasuk dalam kelenjar
endokrin yang terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
Endokrin
merupakan zat kimia yang merangsang organ utama dalam tubuh untuk menghasilkan
hormon. Hormon tersebut tersirkulasi ditubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ lain dengan membawa pesan ke sel-sel tubuh untuk
diterjemahkan sehingga menghasilkan tindakan.
Berdasarkan
hal-hal yang telah dipaparkan diatas, kami akan membahas lebih dalam mengenai
sistem endokrin.
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah
pengertian sistem endokrin
2. Apakah
pengertian dari hormon
3. Kelenjar
hipotalamus
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
dan memahami tentang sistem endokrin
2. Mengetahui
tentang hormon
3. Mengetahui
mengenai kelenjar hipofisis
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem
Endokrin
Sistem
endokrin adalah sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia (hormon)
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu yang mengirim hasil sekresinya langsung kedalam darah dan cairan limfe.
Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid atau kapiler darah. Hasil
sekresi dari kelenjar endokrin tersebut disebut dengan hormon.
Sistem
endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan
sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian
kegiatan-kegiatan organ tubuh.
2.2
Pengertian
hormon
Hormon
adalah bahan kimia yang disekrsikan oleh sel atau organ yang akan mempengaruhi
sel atau organ lainnya. Fungsi hormon adalah berbagai fungsi metabolik atau
transport suatu zat. Sruktur kimiawi hormon dapat digolongkan menjadi beberapa
bagian, yaitu:
a. Derivat
asam amino
Dikeluarkan
oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medula supraren dan
neurohipofisis, yang termasuk dalam hormon ini adalah epinefrin dan
noorepinefrin hasil modifikasi dari asam amino tyrosin.
b. Peptida
atau derivat peptide
Derivat
peptide dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan
yaitu, hipofisis bagian depan (adenohipofisis), tiroid, paratiroid, dan
pankreas. Peptide bersikulasi bebas dalam plasma kurang lebih 5-10 menit.
c. Steroid
Hormon
steroid mempunyai inti cyclo-pentano perhidro phenantren, dibuat oleh kelenjar
buntu yang berasal dari mesotelium testis, ovarika, dan korteks supraren, lalu
bersikulasi dalam plasma dan terikat pada transpor protein kira-kira 60-100
menit.
d. Asam
lemak
Hormon
prostaglandin satu-satunya hormon yang masuk kategori ini yang merupakan
biosintesis dari dua asam lemak yaitu, asam lemak arachidonic dan
di-homo-gama-linolenik.
e. Hormon
perkembangan
Hormon
yang memegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan serta dalam biologi
reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hormon ini dihasilkan oleh
kelenjar gonade.
f. Hormon
metabolisme
Proses
homeostasis gula (glukosa) alam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon
diantaranya, glucocorticoid, glucagon, dan katekolamin.
g. Hormon
trofik
Hormon
yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar endokrin yaitu
kelenjar hipofisis yang dikategorikan sebagai hormon perangsang pertumbuhan
yaitu, folikel stimulating hormon (FSH)
h. Hormon
pengatur
Metabolisme
air dan mineral kelasitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur
metabolisme kalsium fosfor dalam darah sehingga terjadi peningkatan eksresi
kalsium, fosfat, natrium, kalium, dan magnesium melalui ginjal.
i.
Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Epinefrin
(epinephrine) dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian medula, efek dari hormon
itu tergantung dari reseptor setiap organ. Tujuan sebagai contoh pada jantung
mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantung.
Mekanisme kerja hormon
Kelenjar
hipofisis adalah interaksi hormon dengan makro molekul spesifik disebut
reseptor hormon yang terdapat dalam sel jaringan. Reseptor tersebut membentuk
suatu komplek hormon reseptor yang akan mempengaruhi sel.
Kelenjar
endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar berikut ini:
1. Kelenjar
hipofisis
2. Kelenjar
tiroid
3. Kelenjar
paratiroid
4. Kelenjar
supra rental
5. Kelenjar
pientalis
6. Kelenjar
pankreatika
7. Kelenjar
kelamin
a. Kelenjar
testika
b. Kelenjar
ovaria
2.3 Kelenjar Hipofisis
Kelenjar
hipofisis adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tenggorokan,
fossa pituitariaos sphenoid. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam
mengatur sekresi hormon dari semua organ endokrin, kegiatan hormon yang lain,
dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Fungsi hipofisis dapat diperoleh
oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah
hormon yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Hormon-hormon
yang mengatur fungsi hipofisis disebut hypophysiotropic hormone yang dihasilkan
oleh sel-sel neuro sekretoris yang terdapat dalam hipotalamus. Kelenjar
hipofisis mempunyai 3 lobus, yaitu:
a. Lobus
anterior (Adenohipofisis)
Beasal
dari kantong rathke (2 tulang rawan) yang menempel pada jaringan otak lobus
posterior menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi
dari semua organ endoktrin yang lain.
b. Somatotropik
hormon (Growth hormone)
Hormon
somatotropik adalah hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang.
Jaringan lemak dan visera penting pada individu yang masih muda untuk
pertumbuhan. Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin
(sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka
serta meningkatkan sintesis protein, dan meningkatkan proliperasi sel.
Fungsi
GH:
1) Metabolisme
lemak, menyebabkan peningkatan asam lemak bebas dan peningkatan osksidasi asam
lemak dalam hati.
2) Metabolisme
karbohidrat, menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
3) Metabolisme
protein, meningkatkan sintesis protein dan transport asam amino ke dalam sel
otot.
Faktor-faktor
yang meningkatkan sekresi GH adalah sebagai berikut:
1) Keadaan
yang memerlukan energi (menurunkan glukosa darah)
2) Keadaan
yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah
3) Rangsangan
stres
4) Tidur
c. Hormon
Tirotropik (thyroid stimulating hormon / TSH)
Hormon
TSH mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin. Fungsinya
merangsang pembesaran tiroid, menambah ambilan yodium dan menambah sintesis
tiroglobulin.
d. Hormon
Adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan
kelenjar suprarental dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks
kelenjar suprarental. Selnya mengandung secretory granules berdiameter
375-550nm, merupakan sel terbesar yang dapat ditemukan dalam sel-sel hipofisis.
Sel ini menyintesis hormon ACTH dan betaliprotein, diproduksi dan disimpan
dalam sel basofil hipofisis anterior, dan mempunyai efek terhadap suprarental
dan ekstra adrenal.
e. Hormon
Gonadothropyn
Menghasilkan
hormon-hormon berikut ini:
1) Folicle
stimulating hormone (FSH)
Sel-selnya berbentuk
angular terdapat diseluruh hipofisis, mengandung secretory granula diameter
275-375nm. FSH merangsang perkembangan folikel dalam ovarium, pembentukkan
spermatozoa pada testis, dan merangsang gametogenesis laki-laki.
2) Luteinizing
hormone (LH)
Mengendalikan sekresi
estrogen dan progresteron dalam ovarium, memengaruhi luteinisasi pada wanita.
Hormon ini pada laki-laki disebut sebagai interstisial cell stimulating hormone
(ICSH) yang mempengaruhi produksi testosteron dalam testis.
f. Prolaktin
atau Luteotropic Hormone (LTH)
Hormon
ini memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung
kelenjar-kelnjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel-sel laktotrof di
hipofisis bagian depan dengan bantuan hormon lain. Hormon ini mempunyai
kemampuan untuk marangsang pertumbuhan payudara dan merangsang produksi air
susu. Akibat pengaruh hormon estrogen, kadar prolaktin pada perempuan akan
meningkat lebih tinggi sesudah menjadi perempuan dewasa (pubertas). Selama
kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati
kelahiran. Setelah lahir kadar prolaktin akan menurun. Sekresi prolaktin diatur
dan diawasi hipotalamus.
g. Melanocyte
Stimulating Hormone (MSH)
MSH
dihasilkan oleh hipofisis pars intermedius dan didapati pada manusia dalam fase
kehidupan fetus. Peran MSH dan fisiologinya berperan pada kulit.
h. Lobus
posterior (Neurohipofisi)
Berasal
dari evaginasi atau penonjolan dasar dari vetrikel otak. Ketiga lobus ini
menghasilkan hormon vassopresin. Vassopresin adalah Anti Diuretik Hormon (ADH)
yang berfungsi untuk mempengaruhi jumlah air yang diekskresi melalui ginjal di
tubulus kontortus distal dan duktus kolektifus, yaitu dengan cara mempengaruhi
sel epitel sehingga air dalam tubuh berhubungan dengan cairan interstitial
medula ginjal yang hipertonik sehingga terbentuk urin pekat.
i.
Lobus Intermedia
Bagian
ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang disebut celah
intermedia.
2.4 Kelenjar Tiroid
Tiroid
merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah. Melekat pada
tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring.
Memiliki berat kurang lebih 15-40 gram. Pada wanita lebih besar daripada pria.
Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin. Pembentukan hormon tiroid tergantung dari
jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk memelihara
keseimbangan yodium.
Kelenjar
hipofise memproduksi TSH yang merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi
hormon tiroid. TSH sendiri dipacu oleh TRH yang dihasilkan oleh hipotalamus
sedang sekresi TRH dipengaruhi oleh kadar T3 dan T4.
Fungsi
hormon tiroid:
1. Perkembangan
fetus
2. Konsumsi
oksigen dan reproduksi panas
3. Meningkatkan
out put jantung, mendorong hipoksia dan hiperkapnia pada sistem ventilasi sehingga
pusat respirasi terangsang
4. Meningkatkan
eritropoesis, meningkatkan disosiasi oksigen dari hemoglobin
5. Meningkatkan
metabolisme
6. Meningkatkan
aktivitas transkripsi RNA, dan meningkatkan sintesis protein baru
2.5 Kelenjar Paratiroid
Kelenjar
paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar
paratiroid terdiri atas dua pasang yang terletak dibelakang tiap lobus dari
kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin. Hormon paratiroksin adalah suatu kesatuan yang
diperlukan untuk menaikkan kalsium serum. Osteoblast dan fibroblast mempunyai
reseptor untuk hormon paratiroid secara tidak langsung.
Kelenjar
paratiroid menghasilkan parathormon, suatu protein yang terdiri atas sebuah
rantai polipeptida tunggal penting dalam pengaturan metabolisme kalsium.
Hilangnya aktivitas kelenjar paratiroid mengakibatkan peningkatan kadar fosfat
dalam darah.
2.6 Kelenjar Suprarenalis
Kelenjar
suprarenalis berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal.
Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) yang berasal
dari sel-sel mesodermal dan bagian dalam disebut medula yang berasal dari
sel-sel ektodermal.
Berdasarkan
perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan
sel dalam tubuh juga berbeda. Bagian korteks menghasilkan hormon-hormon yang
dikategorikan sebagai hormon steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan
katekolamin.
2.7 Kelenjar Pienalis (Epifise)
Kelenjar
pienalis terdapat di ventrikel otak, berbentuk kecil. Kelenjar ini menghasilkan
sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin berperan penting
dalam mengatur aktivitas seksual reproduksi manusia. Glandula pienalis diatur
oleh rangsangan saraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh mata,
menyekresi melatonin, dan zat-zat lain yang serupa lalu melewati aliran darah ke
glandula hipofisis anterioir, menghambat sekresi hormon gonadotropin dan gonad
lalu berinovasi.
2.8 Kelenjar Pankreas
Pankreas
adalah suatu alat tubuh yang berbentuk agak panjang terletak retropitoneal
dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrata lumbalis I dan II. Pankreas menghasilkan kelenjar endokri yang
terdiri atas kelompok sel yang membentuk pulau-pulau langerhans.
2.9 Kelenjar Kelamin
Kelenjar Gonad
Kelenjar
gonad adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita. Kelenjar ini mempunyai
fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan
hormon seks yaitu androgen dan sperma, sedangkan ovarium menghasilkan estrogen
dan progesteron untuk memproduksi sel telur.
Pada
masa pubertas kelenjar gonad menjadi lebih aktif dan sifat kelamin sekunder
mulai nampak. Selain itu, juga terjadi peningkatan (FSH dan LH) yang merangsag
perkembangan dan produksi kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH
disebabkan oleh kepekaan hipotalamus.
Sistem hormon reproduksi pria
Fungsi
reproduksi pria dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Spermatogenesis
untuk pembentukan sperma
2. Pelaksanaan
kerja seksual, pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon yang
berhubungan dengan fungsi reproduksi
3. Metabolisme
lain dan fungsi tubuh lain
Efek
testosteron pada janin merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital ke
arah pria, pengatur pola jantan, dan pengontrolan hipotalamus terhadap sekresi
gonadotropin setelah pubertas. Pada pubertas mempengaruhi sifat kelamin
sekunder yaitu perkembangan bentuk tubuh, perkembangan alat genital, distribusi
rambut, pembesaran laring, dan sifat agresif.
Sistem hormon reproduksi wanita
Fungsi
seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu fase persiapan tubuh
untuk konsepsi dan kehamilan
2.10 Kelenjar endokrin sistem
reproduksi
Hormon wanita
1. Hormon
estrogen
Disekresi oleh sel-sel
Trache intrafolikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta. Estrogen memengaruhi
organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH. Dalam beberapa keadaan estrogen
menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain akan meningkatkan LH. Kerja estrogen pada uterus, vagina, dan
beberapa jaringan lainnya berhubungan dengan interaksi dan reseptor protein
dalam sitoplasma sel.
2. Hormon
progesteron
Dihasilkan oleh korpus
luteum dan plasenta. Hormon ini bertanggung jawab atas siklik dalam serviks dan
vagina. Efek progesteron terhadap tuba falopi meningkatkan sekresi dan mukosa
sedangkan pada kelenjar mamae meningkatkan perkembangan lobules dan alveolus
kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit, dan peningkatan sekresi air dan
natrium.
3. Follicle
Stimulating Hormone (FSH)
FSH
dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan
berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup
dalam suatu keadaan yang terjadi pada kehamilan.
4. Luteinizing
Hormone (LH)
LH
menyebabkan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa. Apabila
estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan
produksi FSH sedangkan produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio.
Produksi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya ovulasi.
5. Prolaktin
Ditemukan pada wanita
yang menstruasi dan banyak ditemukan pada urine wanita hamil, masa laktasi, dan
menopause. Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (asidophil) dari lobus anterior
kelenjar hipofisis. Fungsi hormon ini adalah untuk mulai mempertahankan
produksi progesteron dari korpus luteum.
2.11 Kelenjar Mamae
Kelenjar
mamae pada wanita mulai berkembang pada pemulaan masa pubertas. kelenjar mamae
menyebar disekitar areola mamae dan mempunyai lobus sekitar 15-20 lobus.
Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibros yang
padat. Serta jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis
dan menyebar diantara jaringan kelenjar.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sistem
endokrin semula tampak sebagai sistem sederhana yang terdiri atas kelenjar yang
mengeluarkan hormon ke dalam darah tempat hormon akan diangkut ke sel sasaran
spesifik ditempat jauh dan memacu timbulnya reaksi. Namun, sekarang jelas bahwa
produksi hormon relatif rumit. Dan secara keseluruhan sistem endokrin bekerja
sama dengan sistem saraf.
Daftar pustaka
Syaifudin.
2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperwatan. Jakarta: Salemba medika
Jane Coad, Melvyn Dustall. 2007.
Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC
0 komentar on "Sistem Endokrin"
Posting Komentar