Rabu, 01 April 2015

Sistem Endokrin

Diposting oleh Unknown di 08.47

FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN

Disusun oleh:
Rida Umami                A.102. 10. 053
Rika Sofiana               A.102. 10. 054
Rindy Nur R               A.102. 10. 055
Rista Dwi S                 A.102. 10. 056



AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-NYA akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Sistem Endokrin ini tepat pada waktunya.
 Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga pengajar maupun peserta didik di pendidikan Analis Kesehatan dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan umumnya.
            Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun menuju perbaikan sangat kami harapkan. Akhir kata semoga laporan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.






Surakarta, September 2014


Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2  Rumusan masalah.................................................................................................. 1
1.3  Tujuan penulisan.................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
1.1  Pengertian sistem endokrin................................................................................ 3
1.2  Hormon.............................................................................................................. 3
1.3  Kelenjar Hipofisis.............................................................................................. 6
1.4  Kelenjar Tiroid................................................................................................... 9
1.5  Kelenjar Paratiroid........................................................................................... 10
1.6  Kelenjar Suprarenalis....................................................................................... 10
1.7  Kelenjar Epifise................................................................................................ 10
1.8  Kelenjar Pankreas............................................................................................. 11
1.9  Kelenjar Kelamin............................................................................................. 11
2.1     Kelenjar Endokrin Sistem Reproduksi........................................................... 12
2.2     Kelenjar Mamae.............................................................................................. 14
BAB III Penutup
1.1  Kesimpulan.......................................................................................................... 15
1.2  Daftar pustaka..................................................................................................... 16

                                                                      BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Tubuh manusia tersusun dari molekul zat, jaringan, organ, dan sistem organ dan khususnya organ-organ dalam tubuh manusia yang menghasilkan hormon-hormon yang memicu terjadinya suatu tindakan.
Organ-organ yang menghasilkan hormon merupakan organ utama yang termasuk dalam kelenjar endokrin yang terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
Endokrin merupakan zat kimia yang merangsang organ utama dalam tubuh untuk menghasilkan hormon. Hormon tersebut tersirkulasi ditubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ lain dengan membawa pesan ke sel-sel tubuh untuk diterjemahkan sehingga menghasilkan tindakan.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, kami akan membahas lebih dalam mengenai sistem endokrin.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian sistem endokrin
2.      Apakah pengertian dari hormon
3.      Kelenjar hipotalamus



1.3  Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami tentang sistem endokrin
2.      Mengetahui tentang hormon
3.      Mengetahui mengenai kelenjar hipofisis





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang mengirim hasil sekresinya langsung kedalam darah dan cairan limfe. Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid atau kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar endokrin tersebut disebut dengan hormon.
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan-kegiatan organ tubuh.
2.2    Pengertian hormon
Hormon adalah bahan kimia yang disekrsikan oleh sel atau organ yang akan mempengaruhi sel atau organ lainnya. Fungsi hormon adalah berbagai fungsi metabolik atau transport suatu zat. Sruktur kimiawi hormon dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.       Derivat asam amino
Dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medula supraren dan neurohipofisis, yang termasuk dalam hormon ini adalah epinefrin dan noorepinefrin hasil modifikasi dari asam amino tyrosin.


b.      Peptida atau derivat peptide
Derivat peptide dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan yaitu, hipofisis bagian depan (adenohipofisis), tiroid, paratiroid, dan pankreas. Peptide bersikulasi bebas dalam plasma kurang lebih 5-10 menit.
c.       Steroid
Hormon steroid mempunyai inti cyclo-pentano perhidro phenantren, dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium testis, ovarika, dan korteks supraren, lalu bersikulasi dalam plasma dan terikat pada transpor protein kira-kira 60-100 menit.
d.      Asam lemak
Hormon prostaglandin satu-satunya hormon yang masuk kategori ini yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu, asam lemak arachidonic dan di-homo-gama-linolenik.
e.       Hormon perkembangan
Hormon yang memegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan serta dalam biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonade.
f.       Hormon metabolisme
Proses homeostasis gula (glukosa) alam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon diantaranya, glucocorticoid, glucagon, dan katekolamin.
g.      Hormon trofik
Hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar endokrin yaitu kelenjar hipofisis yang dikategorikan sebagai hormon perangsang pertumbuhan yaitu, folikel stimulating hormon (FSH)


h.      Hormon pengatur
Metabolisme air dan mineral kelasitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium fosfor dalam darah sehingga terjadi peningkatan eksresi kalsium, fosfat, natrium, kalium, dan magnesium melalui ginjal.
i.        Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Epinefrin (epinephrine) dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian medula, efek dari hormon itu tergantung dari reseptor setiap organ. Tujuan sebagai contoh pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantung.

Mekanisme kerja hormon
Kelenjar hipofisis adalah interaksi hormon dengan makro molekul spesifik disebut reseptor hormon yang terdapat dalam sel jaringan. Reseptor tersebut membentuk suatu komplek hormon reseptor yang akan mempengaruhi sel.
Kelenjar endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar berikut ini:
1.      Kelenjar hipofisis
2.      Kelenjar tiroid
3.      Kelenjar paratiroid
4.      Kelenjar supra rental
5.      Kelenjar pientalis
6.      Kelenjar pankreatika
7.      Kelenjar kelamin
a.       Kelenjar testika
b.      Kelenjar ovaria

2.3  Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tenggorokan, fossa pituitariaos sphenoid. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam mengatur sekresi hormon dari semua organ endokrin, kegiatan hormon yang lain, dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Fungsi hipofisis dapat diperoleh oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Hormon-hormon yang mengatur fungsi hipofisis disebut hypophysiotropic hormone yang dihasilkan oleh sel-sel neuro sekretoris yang terdapat dalam hipotalamus. Kelenjar hipofisis mempunyai 3 lobus, yaitu:
a.       Lobus anterior (Adenohipofisis)
Beasal dari kantong rathke (2 tulang rawan) yang menempel pada jaringan otak lobus posterior menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endoktrin yang lain.
b.      Somatotropik hormon (Growth hormone)
Hormon somatotropik adalah hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang. Jaringan lemak dan visera penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta meningkatkan sintesis protein, dan meningkatkan proliperasi sel.
Fungsi GH:
1)      Metabolisme lemak, menyebabkan peningkatan asam lemak bebas dan peningkatan osksidasi asam lemak dalam hati.
2)      Metabolisme karbohidrat, menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
3)      Metabolisme protein, meningkatkan sintesis protein dan transport asam amino ke dalam sel otot.
Faktor-faktor yang meningkatkan sekresi GH adalah sebagai berikut:
1)      Keadaan yang memerlukan energi (menurunkan glukosa darah)
2)      Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah
3)      Rangsangan stres
4)      Tidur
c.       Hormon Tirotropik (thyroid stimulating hormon / TSH)
Hormon TSH mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin. Fungsinya merangsang pembesaran tiroid, menambah ambilan yodium dan menambah sintesis tiroglobulin.
d.      Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarental dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarental. Selnya mengandung secretory granules berdiameter 375-550nm, merupakan sel terbesar yang dapat ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Sel ini menyintesis hormon ACTH dan betaliprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basofil hipofisis anterior, dan mempunyai efek terhadap suprarental dan ekstra adrenal.
e.       Hormon Gonadothropyn
Menghasilkan hormon-hormon berikut ini:
1)      Folicle stimulating hormone (FSH)
Sel-selnya berbentuk angular terdapat diseluruh hipofisis, mengandung secretory granula diameter 275-375nm. FSH merangsang perkembangan folikel dalam ovarium, pembentukkan spermatozoa pada testis, dan merangsang gametogenesis laki-laki.


2)      Luteinizing hormone (LH)
Mengendalikan sekresi estrogen dan progresteron dalam ovarium, memengaruhi luteinisasi pada wanita. Hormon ini pada laki-laki disebut sebagai interstisial cell stimulating hormone (ICSH) yang mempengaruhi produksi testosteron dalam testis.
f.       Prolaktin atau Luteotropic Hormone (LTH)
Hormon ini memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung kelenjar-kelnjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel-sel laktotrof di hipofisis bagian depan dengan bantuan hormon lain. Hormon ini mempunyai kemampuan untuk marangsang pertumbuhan payudara dan merangsang produksi air susu. Akibat pengaruh hormon estrogen, kadar prolaktin pada perempuan akan meningkat lebih tinggi sesudah menjadi perempuan dewasa (pubertas). Selama kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati kelahiran. Setelah lahir kadar prolaktin akan menurun. Sekresi prolaktin diatur dan diawasi hipotalamus.
g.      Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)
MSH dihasilkan oleh hipofisis pars intermedius dan didapati pada manusia dalam fase kehidupan fetus. Peran MSH dan fisiologinya berperan pada kulit.
h.      Lobus posterior (Neurohipofisi)
Berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar dari vetrikel otak. Ketiga lobus ini menghasilkan hormon vassopresin. Vassopresin adalah Anti Diuretik Hormon (ADH) yang berfungsi untuk mempengaruhi jumlah air yang diekskresi melalui ginjal di tubulus kontortus distal dan duktus kolektifus, yaitu dengan cara mempengaruhi sel epitel sehingga air dalam tubuh berhubungan dengan cairan interstitial medula ginjal yang hipertonik sehingga terbentuk urin pekat.

i.        Lobus Intermedia
Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang disebut celah intermedia.

2.4  Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah. Melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring. Memiliki berat kurang lebih 15-40 gram. Pada wanita lebih besar daripada pria.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin. Pembentukan hormon tiroid tergantung dari jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium.
Kelenjar hipofise memproduksi TSH yang merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. TSH sendiri dipacu oleh TRH yang dihasilkan oleh hipotalamus sedang sekresi TRH dipengaruhi oleh kadar T3 dan T4.
Fungsi hormon tiroid:
1.      Perkembangan fetus
2.      Konsumsi oksigen dan reproduksi panas
3.      Meningkatkan out put jantung, mendorong hipoksia dan hiperkapnia pada sistem ventilasi sehingga pusat respirasi terangsang
4.      Meningkatkan eritropoesis, meningkatkan disosiasi oksigen dari hemoglobin
5.      Meningkatkan metabolisme
6.      Meningkatkan aktivitas transkripsi RNA, dan meningkatkan sintesis protein baru

2.5  Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri atas dua pasang yang terletak dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin. Hormon paratiroksin adalah suatu kesatuan yang diperlukan untuk menaikkan kalsium serum. Osteoblast dan fibroblast mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid secara tidak langsung.
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon, suatu protein yang terdiri atas sebuah rantai polipeptida tunggal penting dalam pengaturan metabolisme kalsium. Hilangnya aktivitas kelenjar paratiroid mengakibatkan peningkatan kadar fosfat dalam darah.

2.6  Kelenjar Suprarenalis
Kelenjar suprarenalis berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal. Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal dan bagian dalam disebut medula yang berasal dari sel-sel ektodermal.
Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel dalam tubuh juga berbeda. Bagian korteks menghasilkan hormon-hormon yang dikategorikan sebagai hormon steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamin.

2.7  Kelenjar Pienalis (Epifise)
Kelenjar pienalis terdapat di ventrikel otak, berbentuk kecil. Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual reproduksi manusia. Glandula pienalis diatur oleh rangsangan saraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat-zat lain yang serupa lalu melewati aliran darah ke glandula hipofisis anterioir, menghambat sekresi hormon gonadotropin dan gonad lalu berinovasi.

2.8  Kelenjar Pankreas
Pankreas adalah suatu alat tubuh yang berbentuk agak panjang terletak retropitoneal dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrata lumbalis I dan II.  Pankreas menghasilkan kelenjar endokri yang terdiri atas kelompok sel yang membentuk pulau-pulau langerhans.

2.9  Kelenjar Kelamin
Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita. Kelenjar ini mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan hormon seks yaitu androgen dan sperma, sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron untuk memproduksi sel telur.
Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi lebih aktif dan sifat kelamin sekunder mulai nampak. Selain itu, juga terjadi peningkatan (FSH dan LH) yang merangsag perkembangan dan produksi kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan oleh kepekaan hipotalamus.




Sistem hormon reproduksi pria
Fungsi reproduksi pria dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
2.      Pelaksanaan kerja seksual, pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon yang berhubungan dengan fungsi reproduksi
3.      Metabolisme lain dan fungsi tubuh lain
Efek testosteron pada janin merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital ke arah pria, pengatur pola jantan, dan pengontrolan hipotalamus terhadap sekresi gonadotropin setelah pubertas. Pada pubertas mempengaruhi sifat kelamin sekunder yaitu perkembangan bentuk tubuh, perkembangan alat genital, distribusi rambut, pembesaran laring, dan sifat agresif.
Sistem hormon reproduksi wanita
Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu fase persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan

2.10 Kelenjar endokrin sistem reproduksi
Hormon wanita
1.      Hormon estrogen
Disekresi oleh sel-sel Trache intrafolikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta. Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH. Dalam beberapa keadaan estrogen menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain akan meningkatkan LH.  Kerja estrogen pada uterus, vagina, dan beberapa jaringan lainnya berhubungan dengan interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel.

2.      Hormon progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Hormon ini bertanggung jawab atas siklik dalam serviks dan vagina. Efek progesteron terhadap tuba falopi meningkatkan sekresi dan mukosa sedangkan pada kelenjar mamae meningkatkan perkembangan lobules dan alveolus kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit, dan peningkatan sekresi air dan natrium.
3.      Follicle Stimulating Hormone (FSH)
FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup dalam suatu keadaan yang terjadi pada kehamilan.
4.      Luteinizing Hormone (LH)
LH menyebabkan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa. Apabila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio. Produksi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya ovulasi.
5.      Prolaktin
Ditemukan pada wanita yang menstruasi dan banyak ditemukan pada urine wanita hamil, masa laktasi, dan menopause. Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (asidophil) dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormon ini adalah untuk mulai mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum.


2.11 Kelenjar Mamae
Kelenjar mamae pada wanita mulai berkembang pada pemulaan masa pubertas. kelenjar mamae menyebar disekitar areola mamae dan mempunyai lobus sekitar 15-20 lobus. Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibros yang padat. Serta jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis dan menyebar diantara jaringan kelenjar.














BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
Sistem endokrin semula tampak sebagai sistem sederhana yang terdiri atas kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam darah tempat hormon akan diangkut ke sel sasaran spesifik ditempat jauh dan memacu timbulnya reaksi. Namun, sekarang jelas bahwa produksi hormon relatif rumit. Dan secara keseluruhan sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf.














Daftar pustaka

Syaifudin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperwatan. Jakarta: Salemba medika
Jane Coad, Melvyn Dustall. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC

0 komentar on "Sistem Endokrin"

Posting Komentar

Sistem Endokrin


FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN

Disusun oleh:
Rida Umami                A.102. 10. 053
Rika Sofiana               A.102. 10. 054
Rindy Nur R               A.102. 10. 055
Rista Dwi S                 A.102. 10. 056



AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-NYA akhirnya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Sistem Endokrin ini tepat pada waktunya.
 Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga pengajar maupun peserta didik di pendidikan Analis Kesehatan dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kesehatan umumnya.
            Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun menuju perbaikan sangat kami harapkan. Akhir kata semoga laporan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.






Surakarta, September 2014


Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2  Rumusan masalah.................................................................................................. 1
1.3  Tujuan penulisan.................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
1.1  Pengertian sistem endokrin................................................................................ 3
1.2  Hormon.............................................................................................................. 3
1.3  Kelenjar Hipofisis.............................................................................................. 6
1.4  Kelenjar Tiroid................................................................................................... 9
1.5  Kelenjar Paratiroid........................................................................................... 10
1.6  Kelenjar Suprarenalis....................................................................................... 10
1.7  Kelenjar Epifise................................................................................................ 10
1.8  Kelenjar Pankreas............................................................................................. 11
1.9  Kelenjar Kelamin............................................................................................. 11
2.1     Kelenjar Endokrin Sistem Reproduksi........................................................... 12
2.2     Kelenjar Mamae.............................................................................................. 14
BAB III Penutup
1.1  Kesimpulan.......................................................................................................... 15
1.2  Daftar pustaka..................................................................................................... 16

                                                                      BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Tubuh manusia tersusun dari molekul zat, jaringan, organ, dan sistem organ dan khususnya organ-organ dalam tubuh manusia yang menghasilkan hormon-hormon yang memicu terjadinya suatu tindakan.
Organ-organ yang menghasilkan hormon merupakan organ utama yang termasuk dalam kelenjar endokrin yang terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
Endokrin merupakan zat kimia yang merangsang organ utama dalam tubuh untuk menghasilkan hormon. Hormon tersebut tersirkulasi ditubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ lain dengan membawa pesan ke sel-sel tubuh untuk diterjemahkan sehingga menghasilkan tindakan.
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, kami akan membahas lebih dalam mengenai sistem endokrin.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apakah pengertian sistem endokrin
2.      Apakah pengertian dari hormon
3.      Kelenjar hipotalamus



1.3  Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami tentang sistem endokrin
2.      Mengetahui tentang hormon
3.      Mengetahui mengenai kelenjar hipofisis





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang mengirim hasil sekresinya langsung kedalam darah dan cairan limfe. Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid atau kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar endokrin tersebut disebut dengan hormon.
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan-kegiatan organ tubuh.
2.2    Pengertian hormon
Hormon adalah bahan kimia yang disekrsikan oleh sel atau organ yang akan mempengaruhi sel atau organ lainnya. Fungsi hormon adalah berbagai fungsi metabolik atau transport suatu zat. Sruktur kimiawi hormon dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
a.       Derivat asam amino
Dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medula supraren dan neurohipofisis, yang termasuk dalam hormon ini adalah epinefrin dan noorepinefrin hasil modifikasi dari asam amino tyrosin.


b.      Peptida atau derivat peptide
Derivat peptide dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan yaitu, hipofisis bagian depan (adenohipofisis), tiroid, paratiroid, dan pankreas. Peptide bersikulasi bebas dalam plasma kurang lebih 5-10 menit.
c.       Steroid
Hormon steroid mempunyai inti cyclo-pentano perhidro phenantren, dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium testis, ovarika, dan korteks supraren, lalu bersikulasi dalam plasma dan terikat pada transpor protein kira-kira 60-100 menit.
d.      Asam lemak
Hormon prostaglandin satu-satunya hormon yang masuk kategori ini yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu, asam lemak arachidonic dan di-homo-gama-linolenik.
e.       Hormon perkembangan
Hormon yang memegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan serta dalam biologi reproduksi, mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonade.
f.       Hormon metabolisme
Proses homeostasis gula (glukosa) alam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon diantaranya, glucocorticoid, glucagon, dan katekolamin.
g.      Hormon trofik
Hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar endokrin yaitu kelenjar hipofisis yang dikategorikan sebagai hormon perangsang pertumbuhan yaitu, folikel stimulating hormon (FSH)


h.      Hormon pengatur
Metabolisme air dan mineral kelasitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium fosfor dalam darah sehingga terjadi peningkatan eksresi kalsium, fosfat, natrium, kalium, dan magnesium melalui ginjal.
i.        Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Epinefrin (epinephrine) dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian medula, efek dari hormon itu tergantung dari reseptor setiap organ. Tujuan sebagai contoh pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantung.

Mekanisme kerja hormon
Kelenjar hipofisis adalah interaksi hormon dengan makro molekul spesifik disebut reseptor hormon yang terdapat dalam sel jaringan. Reseptor tersebut membentuk suatu komplek hormon reseptor yang akan mempengaruhi sel.
Kelenjar endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar berikut ini:
1.      Kelenjar hipofisis
2.      Kelenjar tiroid
3.      Kelenjar paratiroid
4.      Kelenjar supra rental
5.      Kelenjar pientalis
6.      Kelenjar pankreatika
7.      Kelenjar kelamin
a.       Kelenjar testika
b.      Kelenjar ovaria

2.3  Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tenggorokan, fossa pituitariaos sphenoid. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam mengatur sekresi hormon dari semua organ endokrin, kegiatan hormon yang lain, dan mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Fungsi hipofisis dapat diperoleh oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Hormon-hormon yang mengatur fungsi hipofisis disebut hypophysiotropic hormone yang dihasilkan oleh sel-sel neuro sekretoris yang terdapat dalam hipotalamus. Kelenjar hipofisis mempunyai 3 lobus, yaitu:
a.       Lobus anterior (Adenohipofisis)
Beasal dari kantong rathke (2 tulang rawan) yang menempel pada jaringan otak lobus posterior menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endoktrin yang lain.
b.      Somatotropik hormon (Growth hormone)
Hormon somatotropik adalah hormon pertumbuhan yang berfungsi merangsang pertumbuhan tulang. Jaringan lemak dan visera penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka serta meningkatkan sintesis protein, dan meningkatkan proliperasi sel.
Fungsi GH:
1)      Metabolisme lemak, menyebabkan peningkatan asam lemak bebas dan peningkatan osksidasi asam lemak dalam hati.
2)      Metabolisme karbohidrat, menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
3)      Metabolisme protein, meningkatkan sintesis protein dan transport asam amino ke dalam sel otot.
Faktor-faktor yang meningkatkan sekresi GH adalah sebagai berikut:
1)      Keadaan yang memerlukan energi (menurunkan glukosa darah)
2)      Keadaan yang meningkatkan asam amino tertentu dalam darah
3)      Rangsangan stres
4)      Tidur
c.       Hormon Tirotropik (thyroid stimulating hormon / TSH)
Hormon TSH mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin. Fungsinya merangsang pembesaran tiroid, menambah ambilan yodium dan menambah sintesis tiroglobulin.
d.      Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
Mengendalikan kelenjar suprarental dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarental. Selnya mengandung secretory granules berdiameter 375-550nm, merupakan sel terbesar yang dapat ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Sel ini menyintesis hormon ACTH dan betaliprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basofil hipofisis anterior, dan mempunyai efek terhadap suprarental dan ekstra adrenal.
e.       Hormon Gonadothropyn
Menghasilkan hormon-hormon berikut ini:
1)      Folicle stimulating hormone (FSH)
Sel-selnya berbentuk angular terdapat diseluruh hipofisis, mengandung secretory granula diameter 275-375nm. FSH merangsang perkembangan folikel dalam ovarium, pembentukkan spermatozoa pada testis, dan merangsang gametogenesis laki-laki.


2)      Luteinizing hormone (LH)
Mengendalikan sekresi estrogen dan progresteron dalam ovarium, memengaruhi luteinisasi pada wanita. Hormon ini pada laki-laki disebut sebagai interstisial cell stimulating hormone (ICSH) yang mempengaruhi produksi testosteron dalam testis.
f.       Prolaktin atau Luteotropic Hormone (LTH)
Hormon ini memulai dan mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung kelenjar-kelnjar susu di mamae. Prolaktin dihasilkan oleh sel-sel laktotrof di hipofisis bagian depan dengan bantuan hormon lain. Hormon ini mempunyai kemampuan untuk marangsang pertumbuhan payudara dan merangsang produksi air susu. Akibat pengaruh hormon estrogen, kadar prolaktin pada perempuan akan meningkat lebih tinggi sesudah menjadi perempuan dewasa (pubertas). Selama kehamilan kadar prolaktin akan terus meningkat sejak dini sampai mendekati kelahiran. Setelah lahir kadar prolaktin akan menurun. Sekresi prolaktin diatur dan diawasi hipotalamus.
g.      Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)
MSH dihasilkan oleh hipofisis pars intermedius dan didapati pada manusia dalam fase kehidupan fetus. Peran MSH dan fisiologinya berperan pada kulit.
h.      Lobus posterior (Neurohipofisi)
Berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar dari vetrikel otak. Ketiga lobus ini menghasilkan hormon vassopresin. Vassopresin adalah Anti Diuretik Hormon (ADH) yang berfungsi untuk mempengaruhi jumlah air yang diekskresi melalui ginjal di tubulus kontortus distal dan duktus kolektifus, yaitu dengan cara mempengaruhi sel epitel sehingga air dalam tubuh berhubungan dengan cairan interstitial medula ginjal yang hipertonik sehingga terbentuk urin pekat.

i.        Lobus Intermedia
Bagian ini terpisah dari lobus anterior oleh sisa kantong ratkhe yang disebut celah intermedia.

2.4  Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah. Melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding laring. Memiliki berat kurang lebih 15-40 gram. Pada wanita lebih besar daripada pria.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin. Pembentukan hormon tiroid tergantung dari jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium.
Kelenjar hipofise memproduksi TSH yang merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. TSH sendiri dipacu oleh TRH yang dihasilkan oleh hipotalamus sedang sekresi TRH dipengaruhi oleh kadar T3 dan T4.
Fungsi hormon tiroid:
1.      Perkembangan fetus
2.      Konsumsi oksigen dan reproduksi panas
3.      Meningkatkan out put jantung, mendorong hipoksia dan hiperkapnia pada sistem ventilasi sehingga pusat respirasi terangsang
4.      Meningkatkan eritropoesis, meningkatkan disosiasi oksigen dari hemoglobin
5.      Meningkatkan metabolisme
6.      Meningkatkan aktivitas transkripsi RNA, dan meningkatkan sintesis protein baru

2.5  Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri atas dua pasang yang terletak dibelakang tiap lobus dari kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin. Hormon paratiroksin adalah suatu kesatuan yang diperlukan untuk menaikkan kalsium serum. Osteoblast dan fibroblast mempunyai reseptor untuk hormon paratiroid secara tidak langsung.
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon, suatu protein yang terdiri atas sebuah rantai polipeptida tunggal penting dalam pengaturan metabolisme kalsium. Hilangnya aktivitas kelenjar paratiroid mengakibatkan peningkatan kadar fosfat dalam darah.

2.6  Kelenjar Suprarenalis
Kelenjar suprarenalis berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal. Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal dan bagian dalam disebut medula yang berasal dari sel-sel ektodermal.
Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel dalam tubuh juga berbeda. Bagian korteks menghasilkan hormon-hormon yang dikategorikan sebagai hormon steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamin.

2.7  Kelenjar Pienalis (Epifise)
Kelenjar pienalis terdapat di ventrikel otak, berbentuk kecil. Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual reproduksi manusia. Glandula pienalis diatur oleh rangsangan saraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat-zat lain yang serupa lalu melewati aliran darah ke glandula hipofisis anterioir, menghambat sekresi hormon gonadotropin dan gonad lalu berinovasi.

2.8  Kelenjar Pankreas
Pankreas adalah suatu alat tubuh yang berbentuk agak panjang terletak retropitoneal dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrata lumbalis I dan II.  Pankreas menghasilkan kelenjar endokri yang terdiri atas kelompok sel yang membentuk pulau-pulau langerhans.

2.9  Kelenjar Kelamin
Kelenjar Gonad
Kelenjar gonad adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita. Kelenjar ini mempunyai fungsi endokrin dan reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan hormon seks yaitu androgen dan sperma, sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron untuk memproduksi sel telur.
Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi lebih aktif dan sifat kelamin sekunder mulai nampak. Selain itu, juga terjadi peningkatan (FSH dan LH) yang merangsag perkembangan dan produksi kelenjar gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan oleh kepekaan hipotalamus.




Sistem hormon reproduksi pria
Fungsi reproduksi pria dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.      Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
2.      Pelaksanaan kerja seksual, pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon yang berhubungan dengan fungsi reproduksi
3.      Metabolisme lain dan fungsi tubuh lain
Efek testosteron pada janin merangsang diferensiasi dan perkembangan alat genital ke arah pria, pengatur pola jantan, dan pengontrolan hipotalamus terhadap sekresi gonadotropin setelah pubertas. Pada pubertas mempengaruhi sifat kelamin sekunder yaitu perkembangan bentuk tubuh, perkembangan alat genital, distribusi rambut, pembesaran laring, dan sifat agresif.
Sistem hormon reproduksi wanita
Fungsi seksual dan reproduksi wanita dibagi dalam dua fase yaitu fase persiapan tubuh untuk konsepsi dan kehamilan

2.10 Kelenjar endokrin sistem reproduksi
Hormon wanita
1.      Hormon estrogen
Disekresi oleh sel-sel Trache intrafolikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta. Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH. Dalam beberapa keadaan estrogen menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain akan meningkatkan LH.  Kerja estrogen pada uterus, vagina, dan beberapa jaringan lainnya berhubungan dengan interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel.

2.      Hormon progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Hormon ini bertanggung jawab atas siklik dalam serviks dan vagina. Efek progesteron terhadap tuba falopi meningkatkan sekresi dan mukosa sedangkan pada kelenjar mamae meningkatkan perkembangan lobules dan alveolus kelenjar mamae, keseimbangan elektrolit, dan peningkatan sekresi air dan natrium.
3.      Follicle Stimulating Hormone (FSH)
FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkurang pada pembentukan atau pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup dalam suatu keadaan yang terjadi pada kehamilan.
4.      Luteinizing Hormone (LH)
LH menyebabkan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa. Apabila estrogen dibentuk dalam jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio. Produksi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya ovulasi.
5.      Prolaktin
Ditemukan pada wanita yang menstruasi dan banyak ditemukan pada urine wanita hamil, masa laktasi, dan menopause. Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (asidophil) dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormon ini adalah untuk mulai mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum.


2.11 Kelenjar Mamae
Kelenjar mamae pada wanita mulai berkembang pada pemulaan masa pubertas. kelenjar mamae menyebar disekitar areola mamae dan mempunyai lobus sekitar 15-20 lobus. Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri atas jaringan fibros yang padat. Serta jaringan ikat fibrosa terbentang dari kulit ke fasia pektoralis dan menyebar diantara jaringan kelenjar.














BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
Sistem endokrin semula tampak sebagai sistem sederhana yang terdiri atas kelenjar yang mengeluarkan hormon ke dalam darah tempat hormon akan diangkut ke sel sasaran spesifik ditempat jauh dan memacu timbulnya reaksi. Namun, sekarang jelas bahwa produksi hormon relatif rumit. Dan secara keseluruhan sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf.














Daftar pustaka

Syaifudin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperwatan. Jakarta: Salemba medika
Jane Coad, Melvyn Dustall. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rida Umami Copyright © 2009 Girl Music is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez